JUST ANOTHER SIDE OF ME THAT YOU WON'T UNDERSTAND

Cara Mencintai Bumi

Sesuai dengan judulnya, gue mau nulis beberapa hal yang gue lakukan buat menolong bumi kita yang sekarat ini.

1. Kurangi penggunaan plastik

Gue hampir selalu membawa botol minum dari rumah, selain bisa menekan penggunaan plastik dan botol minuman juga bisa menghemat, tapi kadang sering banget dimana air yang dibawa habis dan beli air mineral juga akhirnya. Sekarang coba hitung deh, dalam sehari berapa plastik atau botol dan gelas plastik yang lo pake? Misalnya pelajar, jam istirahat pertama beli minuman botol terus istirahat kedua beli lagi, terus di tempat bimbel atau jalan ke mall dan beli minum lagi. Dari contoh itu aja lo sudah nyumbang 3 botol plastik sehari. Dalam sebulan lo sudah nyumbang 90 botol! Padahal 1 botol atau gelas plastik itu butuh ratusan bahkan ribuan tahun untuk terurai.

2. Kurangi penggunaan kertas

Untuk point yang ini memang agak sulit. Tapi ada beberapa cara kok untuk mengurangi penggunaannya. Pertama, kalo ada tugas dan lo pengen ngeprint atau fotocopy bisa bolak balik. Selain hemat kertas bisa hemat uang juga kan? Kedua lo bisa pake buku buku bekas yang sudah ga dipake untuk coret coretan, jadi ngga perlu pake kertas baru yang masih bersih.

3. Pakai pertamax

Karena dirumah gue itu untuk menemukan angkot apalagi pada pagi hari lebih sulit dari pada menemukan patas ac jurusan senen-depok, akhirnya nyokap bokap berbaik hati membelikan anak perawan mereka satu-satunya sebuah motor. Nah karena gue merasa cukup bersalah dengan menambah polusi di bumi tercinta ini makanya gue pake pertamax. Harganya emang lumayan sih tapi selama masih mampu kenapa ngga. Lagian premium itu BBM bersubsidi dan cuma untuk orang ngga nampu (gue baca spanduknya gede banget di SPBU Beji). Jangan bilang kalian juga ga mampu, kalo ngga mampu kalian ngga akan bawa kendaraan sendiri ke sekolah :) Jadi dengan pake pertamax selain mencintai bumi, mencintai mesin motor juga mencintai Indonesia dengan ngga memberatkan anggaran subsidi ( dan otomatis ngurain utang Indonesia)

4. Buang sampah pada tempatnya

Ini kalimat yang terpampang dimana mana dan juga sering banget di perintahkan sama orang tua dan guru-guru. Tapi faktanya? Dimana-mana ada sampah berserakan apalagi di got-got. Padahal dengan buang sampah pada tempatnya itu banyak banget keuntungannya. Jakarta bisa bebas banjir, lingkungan sehat dan indah, kita juga bisa membantu para pemulung untuk lebih mudah mendapatkan plastik, botol dll yang nantinya di jual dan di daur ulang.

Bumi sudah memberi banyak banget kepada kita untuk menunjang kehidupan, lalu apa yang sudah kalian beri untuk bumi yang sudah sekarat ini? :)

Talk About Justice

Setelah sekitar 9 bulanan ngga posting, akhirnya gue nulis lagi :) Biasanya sih misalnya gue lagi disuatu tempat atau kepikiran buat berceloteh disini, tapi pas sudah dirumah dan ada waktu tiba-tiba males mendadak dan malah leha-leha ga jelas. Dan setelah membulatkan tekad (btw tekad atau tekat?) gue disini, dikamar, tiduran sambil nonton on the spot, mencoba menulis beberapa buah pikir gue beberapa bulan terakhir.

Adil, berarti tidak memihak atau berat sebelah kesalah satu pihak. Selama hampir 12 tahun gue sekolah pengertian itu sih yang diajarkan, gue inget kok ini ada di pelajaran Pkn waktu SD. Pertanyaannya, apakah lembaga yang mendidik tentang hal itu sudah sepenuhnya mejalankannya?

Beberapa bulan terakhir gue sering banget diskusiin ini sama temen-temen yang memiliki dan menyadari adanya ketidakadilan di sekolah gue yang begitu jelas terlihat. Contoh yang sangat terlihat adalah sikap 'pengistimewaan' beberapa siswa oleh guru. Mulai dari siswa biasa dan beberapa anak guru. Dan akhirnya sikap 'pengistimewaan' itu malah merugikan siswa yang lain.

Lalu dimana sikap adil yang kalian ajarkan pada kami wahai Ibu-ibu dan Bapak-bapak guruku sekalian? Bagaimana keadilan di Indonesia bisa ditegakkan sedangkan di sekolah, lembaga yang mendidik calon penerus dan pemimpin bangsa di didik keadilan itu sendiri tidak ditegakkan.

a lonely girl

Okay, gue bingung mau nulis mulai dari mana. I'm crying now. yea haha. Emosi lagi kacau-kacaunya. Yang gue butuhin sekarang adalah tempat buat mencurahkan semuanya. But there's no one who can be a good listener. So i'm writing on here.

2 tahun terakhir gue ngerasa jadi orang paling "miskin" di dunia. Miskin disini bukan dalam pengertian ngga mampu dalam hal materi tapi dalam hal batin. Gue ngerasa hidup gue sepi banget. Just white and black bukan colorful seperti hidup orang lain (in my point of view). Okay, i have a boyfriend who fill my life and heart of course. Tapi tetep aja disana ada yang kurang. Iya gue tau apa yang kurang. Kehadiran teman. Okay ralat sahabat. Hmm bukan sahabat juga sih, gue punya sahabat yang gue sayang banget (rara, ega, sitiong, dea, dwi) tapi apa ya :/

Gini, teman disekolah. Ya itu yg gue cari. Teman yang dalam artian kita nyambung, punya jalan pemikiran yang sama. Okay kalo cuma "teman" sih banyak tapi yang bisa gue jadiin temen curhat selain sahabat-sahabat gue itu.

Sebenarnya ada. Tapi dia sudah terbang jauh. Gue yang ngelepasin dia perlahan dan dia pun terbang menjauh. Jauh sekali sampe gue pun ngga bisa ngejar lagi. Dia dan kawanannya. Dan gue terbang sendiri. Mencari makan sendiri dan mencoba tetap bernafas dan terbang walaupun oksigen di pundi-pundi udara sudah sedikit. Bertahan hidup dalam kesendirian, dan sesekali singgah dan bermain bersama kawanan lain hanya untuk mencoba mengisi hari.

Oh poor me. Biarlah dia sudah pasti bahagia dengan kehidupannya. Dengan langitnya sendiri. Menantang matahari, bermain bersama pelangi. Dan gue? terbang semakin perlahan ke arah kematian.